Selasa, 30 November 2010

Musik Keroncong

Musik Keroncong 
Perkembangan kesenian music keroncong berawal pada saat Portugis masuk ke Indonesia. Sebuah jenis alat music Portugis yang disebut Fado memiliki kaitan dengan Keroncong. Awalnya Keroncong dimainkan oleh para Budak bersama dengan prajurit Portugis. Awalnya Keroncong disebut Moresco. Moresco adalah music dengan iringan biola, ukulele dan selo. Musik yang diiringi oleh alat music dawai. Bila kita mengacu pada budaya Betawi, kita juga dapat menemukan Keroncong Tugu. Keroncong Tugu juga meruapakan salah satu Kesenian Betawi yang popular selain Tanjidor.
Perpaduan keroncong dan gamelan semakin memberi warna pada budaya keroncong. Dipergunakannya seruling sebagai komponen gamelan dan cello merupakan sebuah improvisasi yang semakin memperindah keroncong. Tanpa pengembangan dan perbaikan, sebuah seni musik tidak akan mampu bertahan.
Usaha untuk mengembangkan music keroncong juga dilakukan dengan memasukkan alat music lain seperti gong, gendang, kenong, saron, suling bamboo dan rebab. Ukulele dan bas adalah alat music ritem yang memberikan latar belakang music untuk menimbulkan suasana khas kerongcong. Sedangkan Gitar dan Cello digunakan sebagai petunjuk akord. Melodi dimainkan oleh biola. Ukulele dibedakan menjadi dua yaitu ukulele duk dan ukulele cak. Ukulele cuk adalah ukulele atau sejenis gitar berdawai tiga. Dawai yang digunakan berjenis nilon. Untuk Ukulele Caj, dawai yang digukan adalah baja sebanyak 4 buah dawai. Urutan nada pada ukulele Cuk adalah G-B-E. Sedangkan untuk Ukulele Cak, nada yang digunakan adalah A-D-Fis dan B. Alat music lainnya yang digunakan adalah biola. Biola dalam hal ini digunakan untk mengganti kan Rebab sedangkan penggunaan Flute adalah untuk menggantikan Suling Bambu. Bila pada sebuah kesempatan pagelaran Keroncong, ternyara tidak terdapat ukulele, maka musisi keroncong dapat menggunakan gitar akustik. Telah disebutan diatas bahwa Gong juga diperlukan dalam bermusik Keroncong, Namun kontra bass juga dapat digunakan.
Warga masyarakat ternyata dapat berperan dalam pengembangan music Keroncong. Berbagai lomba Keroncong sering diadakan oleh televisi di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Perlombaan ini ternyata tidak dilewatkan oleh grup-grup Keroncong. Hal tersebut tampak jelas pada saat berlangsung nya Festival-festival Keroncong seperti Festival Keroncong Jawa Tengah. Di daerah Surabaya dan Malang, Jawa Timur terdapat sebuah Kelompok yang menamakan diri “Paguyuban Artis dan Musisi Order Keroncong Indonesia” yang disingkat Pamori. Pamori mendapatkan dukungan positif dari Lembaga Pendidikan seperti Universitas Brawijaya Malang. Untuk mengembangkan music tradisional perlu campur tangan dukungan berbagai pihak baik pemerintah, akademisi, professional dan pebisnis maupun penikmat musik. Semua pihak harus bekerjasama untuk melestarikan kebudayaan Nasional sehingga warisan leluhur dapat terus didengar secara langsung oleh generasi mendatang bukan hanya melalui rekaman CD music atau dalam bentuk digital file.
Opini : Bikin ngantuk nih lagu ini . . 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar